Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Al-Insyirah Ayat 6)
Tidak tau mengapa kartu ATM ku tidak bisa melakukan taransaksi. Padahal saat itu aku ingin membayar uang kuliah sebab hari senin depan kami akan ujian tengah smester. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada satpam yang sedang bertugas di hari itu.
Ia mengatakan “Setau saya jika pemberitahuan
seperti ini kartunya harus yang berchip (melihat layar monitor ATM yang
bertuliskan)
“TRANSAKSI GAGAL TRANSAKSI DITOLAK OLEH BANK ANDA. HARAP HUBUNGI BANK ANDA”
Masalahnya kartu ATM ini dari kampus dan memang tidak berchip
Memang, Terakhir kali kartu ATM ini masih bisa digunakan itu bulan lalu. Mungkin benar yang dikatakan pak satpam. Sekarang harus berchip
Pak satpam menyarankan agar “tarik tunai aja dulu, baru nanti bilang ke teller mau bayar Briva “ sekarang bawa buku tabungannya?
Enggak pak,
KTP ada?
Ada pak
yaudah ambil aja dulu buku tabungannya dan KTP nya dirumah baru kesini lagi.
Ohh Begitu ya pak?
Dan sebelum itu aku sempat terfikir “beberapa waktu lalu gak pernah diwajibkan seperti ini. Biasanya kalau mau mentransfer ataupun membayar Briva tidak pernah membawa Buku tabungan. Apa pak satpam hanya mempermainkan ku saja ya. Tapi ya sudah lah".
Aku pun langsung bergegas pulang mengambil buku
tabungan dan KTP
Setibanya dirumah sudah pukul 10.25 WIB perut mulai terasa lapar
Aku segera kembali ke Bank dengan peluh
didahi dan perut yang keroncongan pun aku mengabaikanya aku ingin cepat-cepat agar masalah ini
selesai pada hari itu juga.
Sesampainya di depan Bank aku melihat begitu
ramainya orang-orang yang sedang menunggu giliran ingin masuk ke dalam.
Dengan wajah yang tidak yakin sebenarnya ini
bisa siap gak ya hari ini juga (pikir ku dalam hati).
Setelah beberapa saat, aku mencoba memberikan
penjelasan kepada pak satpam tadi bahwa aku sudah mengambil buku tabungan dan
KTP seperti yang ia katakan tadi.
Dan ia akhirnya mempersilahkan aku masuk.
Aku pun masuk dan langsung mengambil nomor
antrian dan yang ku ambil nomor antrian 32 (aku berfikir waduh pasti lama ini).
Dan aku mencari tempat yang kosong untuk duduk.
Terlihat disebelah kanan dan kiri ku ibu-ibu juga
sedang menunggu giliran dipanggil
Sekitar 15 menit didalam ruangan itu aku merasa
mulai tidak nyaman. AC didalam terasa sangat dingin bagiku dan perut ku sudah gak enak aku berharap bisa
cepat dipanggil dan segera keluar dari tempat itu.
Aku menelusur pandang, melihat area sekitar untuk mengusir rasa kejenuhan. Secara tidak sengaja aku melihat dibagian
pembatas kaca di teller itu ada tulisan
“DIWAJIBKAN KEPADA SELURUH NASABAH BANK BRI YANG INGIN MELAKUKAN TRANSFER, PENYETORAN, PENARIKAN. AGAR MEMBAWA BUKU TABUNGAN ASLI, KTP ASLI. TERIMAKASIH”
Astaghfirullah, Dan sekarang aku mengerti. ternyata memang
sekarang sudah dibuat peraturan baru.
Jam menunjukkan pukul 11.15 WIB.
Tepat didepan ku ada seorang wanita yang
diperkirakan usianya sekitar 24 atau 25 tahun, juga sedang menunggu giliran
dipanggil.
Ia terlihat santai saja, sedangkan aku sudah
kedinginan menggigil.
Spontan, karena kurasa ditempat ku duduk
sekarang aku sudah merasa tidak nyaman, akhirnya aku berpindah posisi ke tempat
duduk tepat disebelah wanita itu.
Huhhh… (menghela napas)
Niat ku ingin mencairkan suasana yang kaku, aku
memberanikan diri berbicara terlebih dahulu “udah berapa lama kakak disini?”
“sekitar 30 menit yang lalu”.
Ternyata ia juga sudah lumayan lama disini
bahkan lebih lama dari aku.
“Sudah nomor antrian berapa kak?”
“antrian nomor 26”
Terdiam beberapa saat (suasana hening antara
kami, kecuali yang terdengar hanya suara teller memanggil nomor antrian)
Antrian 27 (teller berkata)
Duh masih lama (dalam fikiran ku)
Kami pun sama-sama mengunggu giliran dipanggil
Aku melihat kertas antrian itu lagi dan lagi.
Tak lama kemudian, wanita itu menyodorkan kepada ku kertas kecil yang berukuran
3x3 cm yang itu adalah nomor antrian. Tertulis nomor 29. Aku masih bingung
kenapa ia memberikan itu kepada ku.
Ia menjelaskan “tadi kakak ambil 2 nomor
antrian”
“Kenapa ambil 2 kak?”
Iya.. dan ia menjelaskan …….
Sebenarnya aku kurang paham dengan penjelasannya
tapi yasudahlah aku tidak mau terlalu banyak bertanya panjang lebar.
Dengan nada pelan aku mengucapkan “Terimakasih
ya kak”
ternyata Ia tak terlalu dengar. “iya dek
kenapa?”
Aku mengulanginya lagi “Terimakasih yaa kak”
“ohh (ia mengangguk)
Antrian 28 (Teller berkata)
Wanita itu lalu bergegas menghampiri.
Tinggallah aku yg belum dipanggil, tapi aku tak terlalu khawatir lagi terlalu lama berada didalam ruangan itu sebab setelah wanita itu selesai maka nomor antrian ku lah berikutnya.
Antrian 29 (Teller berkata)
Alhamdulillah. Akhirnya
Aku langsung bergegas menghampiri, dan prosesnya tidak terlalu lama. Selang beberapa menit saja.
Akhirnya selesai juga huhhh (menghela napas lega)
aku pun segera cepat-cepat keluar karena sudah tidak tahan dinginnya suhu di ruangan itu.
------------------------------------------------
Ada poin penting yang bisa ku ambil, 2 pelajaran
nyata yang kualami sendiri.
1. 1. Aku ingat bahwa di setiap kesulitan dan disitu juga ada kemudahan.
2. 2. Selalu
berfikir positif terhadap orng lain itu penting.
Dan setiap masalah yang terjadi kepada kita jadikan itu sebagai pembelajaran dan tak lupa bersyukur kepada Allah sebab setiap masalah yang datang pasti ada hikmahnya.


